Panduan pembacaan aksara pali
1. Lambang aksara dan pelafalannya
Berbicara mengenai huruf jelas kita tidak akan terlepas dari dua kelompok huruf yang akan membentuk sebuah kata, dua kelompok ini adalah kelompk huruf hidup dan kelompok huruf mati, apa yang dimaksud dengan hidup dan mati pada sebuah huruf, Pengertian hidup disini adalah dimana satu huruf bisa berdiri sendiri tanpa membutuhkan huruf lain sedangkan huruf mati adalah huruf yang tidak bisa berdiri sendiri. Dimana kondisi ini terjadi karena pada saat pelafalannya terdengar ada huruf lain yang mengikuti pada saat diucapkan.
Berikut akan dijelaskan sedikit mengenai contoh huruf hidup a, i, u, e, dan o. Pada saat diucapkan maka bisa terdengar dengan jelas kelompok ini tidak membutuhkan huruf lain sedangkan untuk kelompok yang huruf yang mati misal k, l, d, dan t serta lain sebagainya pada saat diucaapkan akan terdengar ka, el, de, dan te dan seterusnya akan seperti itu, untuk huruf mati lainnya.
a. Aksara hidup atau vokal
Aksara pali yang menjadi huruf vokal berjumlah 8 buah huruf, dan dari semuanya dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang bernada panjang dan kelompok yang bernada pendek.
Panjang : ā, ī, ū, e, o Pendek : a, i, u
Untuk dapat membedakan mana yang menjadi vokal pendek dan mana yang menjadi vokal panjang dapat di ketahui melalui konsonan akhir pada setiap suku kata (suku kata adalah ....). vokal pendek dapat diperhatikan dalam pelafalan vokal pada suku kata yang BERKONSONAN AKHIR. Sedangkan vokal panjang dapat diperhatikan dalam pelafalan vokal pada suku kata yang TAK BERKONSONAN AKHIR.
Contoh : can – di : a pendek dan i panjang
pin – tu : i pendek dan u panjang
jum – pa : u pendek dan a panjang
go – res : o panjang dan e pendek
khusus untuk vokal e dan o. Terdapat dua situasi dimana kedua huruf ini berubah menjadi vokal pendek pertama apabila huruf e dan o diikuti dengan konsonan akhir ganda maka akan di baca pendek, contoh : metta, setthi. Kedua apabila e dan o diikuti oleh dua konsonan contoh : hontu pada situasi ini kata hontu di penggal menjadi hon – tu maka nada huruf n terdengar lebih panjang dibandingkan dengan huruf o itu sendiri.
b. Cara membaca vokal
Dalam pembacaan vokal atau huruf hidup terdapat perbedaan mengenai panjang dan pendeknya
• untuk vokal : a, i, u, dibaca pendek dengan suara ak, ik, uk
• untuk vokal : ā, ī, ū, e, o, dibaca panjang denga n suara (a, i, u, e, o)
Contoh : kambing, kilo, usang.
c. Aksara mati atau konsonan
Aksara pali yang menjadi huruf mati berjumlah 33 buah huruf, dan dari semuanya dibedakan menjadi 5 kelompok yaitu kelompok seperti berikut :
Kelompok | Tidak gema | Bergema | ||||
Halus | Kasar | Halus | Kasar | Halus | ||
Kavagga | k | kh | g | gh | ṅ | |
Cavagga | c | ch | j | jh | ῆ | |
Tavagga | ṭ | ṭh | ḍ | ḍh | ṇ | |
Tavagga | t | th | d | dh | n | |
Pavagga | p | ph | b | bh | m |
Ada yang perlu diedit
Dalam pelafalan huruf mati artikulasi menjadi sangat penting karena setiap suara yang keluar harus tepat, artikulasi adalah pembuat suara dalam hal ini alat pembuat suara lidah sedangkan titik artikulasi adalah dada, gigi, lidah, langit – langit, bibir, dan tenggorokan.
Penjelasan :
1. Konsonan kh, gh, jh, ṭh, ḍh, th, dh, ph, dan bh merupakan satu konsonan tunggal bukan terpisah, pelafalannya di buat lebih kasar dari pada pelafalan konsonan yang sama tanpa diikuti h.
2. Konsonan bertanda titik bawah ṭ, ṭh, ḍ, ḍh, ṇ, dan Ļ pelafalannya dengan menyentuhkan daerah depan lidah ke daerah depan langit – langit (daerah antara tengah langit- langit dan pangkal gigi atas)
Contoh : kata khutuk
3. Konsonan t, th, d, dh, dan n pelafalannya dengan ujung lidah yaitu dengan menentuhkan ujung lidah ke daerah gigi depan